Perbedaan Tentang Profesi dan Pekerjaan, Banyak Orang yang Keliru!

Profesi adalah pekerjaan, tapi tidak semua pekerjaan adalah profesi. Lho kok bisa?

Jangan bingung ya, memang banyak orang yang salah pengertian dalam memahami arti profesi dan pekerjaan. Banyak yang menganggapnya sama, padahal keduanya berbeda.

Yuk luruskan pemahaman tentang apa itu pekerjaan dan profesi beserta contohnya, serta tips biar jadi lebih profesional.

Perbedaan Tentang Profesi dan Pekerjaan, Banyak Orang yang Keliru!
Sumber: Fingerspot

Arti Pekerjaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) djelaskan bahwa pekerjaan adalah pencaharian atau sesuatu yang bisa dijadikan pokok penghidupan, maupun sesuatu yang dilakukan untuk mendapatkan nafkah.

Pekerjaan merupakan aktivitas yang dapat dilakukan tanpa harus mempunyai keahlian atau keterampilan khusus, dengan tujuan untuk mendapatkan penghasilan yang bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Dengan kata lain, pekerjaan dapat dipahami sebagai kegiatan apapun yang ditekuni, dengan atau tanpa keahlian khusus, terdapat kreativitas dan nilai jual yang dibutuhkan orang, sehingga dilakukan untuk mencari nafkah, bahkan bisa dijadikan sumber penghasilan utama.

Ciri-Ciri Pekerjaan adalah sebagai berikut:

  • Pada umumnya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
  • Semua orang bisa melakukannya.
  • Tidak membutuhkan ilmu atau keterampilan khusus untuk melakukannya.
  • Biasanya hanya dapat menghasilkan uang yang tidak banyak.
  • Kebanyakan dianggap memiliki status yang cukup rendah oleh masyarakat.

Contoh Pekerjaan

Macam-macam atau jenis pekerjaan pun sangat banyak, berikut beberapa contoh pekerjaan yang umum di Indonesia:
  1. Petani
  2. Nelayan
  3. Pedagang
  4. Penjaga toko
  5. Tukang becak
  6. Penyanyi
  7. Aktor
  8. Model
  9. Novelis
  10. Kondektur
  11. Content creator dan sebagainya.

Arti Profesi

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan bahwa profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pndidikan keahlian seperti keterampilan dan kejuruan tertentu.

Sedangkan menurut Sukarman Purba, Astuti, Juniyanto Gulo, dalam bukunya berjudul "Etika Profesi", menjelaskan bahwa profesi adalah segala hal yang berkaitan dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian.

Jika disimpulkan, maka profesi bisa dipahami sebagai suatu pekerjaan yang dilakukan guna menghasilkan nafkah hidup dengan mengandalkan sebuah keahlian.

Dengan ini, bisa dipahami bahwa tidak semua pekerjaan termasuk dalam profesi, namun semua profesi adalah pekerjaan yang mengandalkan suatu keahlian yang diperoleh secara profesional melalui pelatihan, pendidikan, ataupun sertifikasi.

Profesi lebih rumit daripada pekerjaan, karena ada berbagai hal yang harus dipenuhi serta memiliki ciri-ciri khusus.

Ciri-ciri Profesi

Adapun ciri-ciri profesi seperti yang dikutip dari buku Etika Profesi: Membangun Profesionalisme Diri, menurut Isnanto, adalah sebagai berikut:
  • Jenis-jenis profesi mempunyai pengetahuan khusus umumya berupa keahlian dan keterampilan yang didapat dari pendidikan, pelatihan dan pengalaman bertahun-tahun.
  • Mempunyai kaidah dan standar moral yang begitu tinggi karena orang yang menjalankan profesi umumnya melakukan aktivitasnya berdasarkan kode etik profesi.
  • Mengabdi untuk kepentingan masyarakat dengan meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
  • Memiliki izin khusus untuk menjalankan profesi karena setiap profesi akan selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat, seperti kemanusiaan, keselamatan, keamanan, dan keberlangsungan hidup.
  • Orang yang profesional umumnya menjadi anggota dari suatu apa yang dimaksud dengan profesi.

Ciri lain dari suatu profesi adalah memiliki otonomi kerja sendiri sehingga harus dilakukan berdasarkan teori yang telah disepakati bersama dan telah dikuasai selama menempuh pelatihan khusus atau pendidikan. Sehingga, langkah-langkah yang diambil dalam bekerja tidak akan terpengaruh oleh lingkungan sekitar.

Selain itu, orang yang mempunyai profesi pada umumnya tergabung dalam asosiasi resmi yang telah diakui oleh pemerintah. Misalnya, asosiasi profesi dokter yaitu IDI, ada juga PGRI untuk asosiasi guru, dan masih banyak lagi. Tujuan dari adanya asosiasi adalah agar pelaksanaan profesi tetap sesuai dengan kode etik. Dengan demikian, setiap profesi bisa dijalankan secara profesional.

Profesionalisme Suatu Profesi

Seseorang dikatakan profesional ketika mampu menjalankan profesinya secara baik dan benar, sesuai sikap dan etika, memiliki komitmen yang tinggi, mampu berpikir secara sistematis, mau bertanggung jawab, serta menguasai materi secara mendalam.

Profesi yang dilakukan oleh setiap orang memiliki tingkat profesionalisme yang berbeda-beda. Untuk mengukur tingkat profesionalisme ini ada standar dengan 4 jenis pendekatan yang bisa dilakukan, yaitu:

1. Orientasi Filosofi

Dalam pendekatan orientasi filosofi, terdapat 3 poin penting yang bisa digunakan dalam mengukur atau mengetahui tingkat profesionalisme seseorang, yakni:

a. Pendekatan lambang profesional, seperti sertifikat yang merupakan lambang seseorang yang profesional dalam bidang tertentu, misalnya sertifikat pelatihan; lisensi dan akreditasi yang merupakan suatu lambang profesional bagi produk atau instansi.

b. Pendekatan sikap individu, yang lebih mengarah pada bagaimana seseorang dengan profesinya bisa memberikan pelayanan yang memuaskan dan bermanfaat untuk orang lain yang menggunakan jasanya, misalnya sikap pelayanan umum dan kebebasan personal.

c. Pendekatan elektrik, yaitu menilai tingkat profesionalisme seseorang dari teknik, prosedur, metode serta konsep dari bermacam-macam sumber dan pemikiran akademis.

2. Orientasi Perkembangan

Dalam pendekatan orientasi perkembangan, terdapat 6 langkah proses yang digunakan dalam mengukur atau mengetahui tingkat profesionalisme seseorang, yakni:
  • Berkumpulnya beberapa individu dengan profesi yang sama dalam satu wadah.
  • Melakukan identifikasi dan adopsi ilmu pengetahuan tertentu untuk mendukung suatu profesi.
  • Terorganisir secara formal pada suatu lembaga sebagai organisasi profesi yang diakui oleh pemerintah.
  • Membuat kespakatan terkait syarat profesi berdasarkan pengalaman atau kualifikasi tertentu.
  • Menentukan kode etik yang dijadikan aturan untuk menjalankan sebuah profesi.
  • Perbaikan syarat menurut kualifikasi tertentu.

3. Orientasi Karakteristik

Dalam pendekatan orientasi karakteristik, terdapat 8 poin penting yang bisa digunakan dalam mengukur atau mengetahui tingkat profesionalisme seseorang, yakni:

  • Kode etik profesi sebagai salah satu aturan dalam melakukan profesinya.
  • Pengetahuan yang terorganisir dan mendukung pelaksanaan suatu profesi.
  • Mempunyai kemampuan dan keahlian khusus.
  • Terdapat tingkat pendidikan minimal pada suatu profesi.
  • Memiliki sertifikat keahlian.
  • Melalui suatu proses sebelum menjalankan tugas dan tangung jawab dengan baik.
  • Ada peluang dalam menyebarluaskan ide bagi anggotanya.
  • Ada sebuah tindakan disiplin dan batasan jika terjadi malpraktik juga pelanggaran kode etik profesi.
4. Orientasi Non Tradisional

Dalam pendekatan orientasi non tradisional, terdapat 2 hal penting yang bisa digunakan dalam mengukur atau mengetahui tingkat profesionalisme seseorang, yakni:

  • Dengan melihat dan merumuskan karakteristik unik dan kegunaan suatu profesi.
  • Melalui identifikasi elemen penting suatu profesi, seperti standarisasi profesi untuk uji kelayakan, dan sebagainya.

Tips Agar Menjadi Profesional

Untuk meningkatkan profesionalisme atau menjadi seorang yang profesional di bidangnya maka bisa dengan melakukan beberapa tips berikut:
  1. Melakukan tugas kerja dengan sebaik mungkin.
  2. Berusaha untuk selalu tepat waktu.
  3. Menghargai kejujuran.
  4. Berani bertanggung jawab.
  5. Selalu menghargai orang lain.
  6. Fokus pada apa yang harus dikerjakan.
  7. Melakukan self upgrading dengan selalu mengasah kemampuan dan memperluas pengetahuan.
  8. Menjaga nama baik diri dan profesi.
  9. Aktif dalam asosiasi profesi yang diikuti dengan memberikan suatu kontribusi.

Contoh Profesi

Ada banyak sekali macam-macam atau jenis profesi berdasarkan sektor pekerjaannya. Berikut adalah beberapa contohnya:
  • Dokter
  • Pilot
  • Guru
  • Insinyur
  • Akuntan
  • Bankir Komersial
  • Bankir Investasi
  • Analisis Riset
  • Konsultan
  • Pengacara
  • Psikolog
  • Apoteker
  • Bidan
  • Ahli Diet
  • Teknisi
  • Montir
  • Montir Listrik
  • Programmer, dan sebagainya.
Itulah beberapa contoh macam-macam atau jenis profesi yang umum di Indonesia. Perbedaan jenis profesi tersebut dipengaruhi oleh latar sektor pekerjaannya. Yang pasti, apapun profesinya, absensinya tetap mesin absensi touchless Fingerspot + Fingerspot.iO yang bisa membantu mendukung profesionalisme setiap profesi.

Apapun Profesinya, Absensinya Tetap Fingerspot

Dengan menggunakan mesin absensi touchless Fingerspot dan aplikasi HRIS Fingerspot.iO maka kedisiplinan kerja yang menjadi salah satu tolak ukur profesionalisme seseorang terhadap profesinya akan menjadi mudah, praktis, efektif, efisien, dengan masing-masing keunggulannya, yakni:

Keunggulan Mesin Absensi Touchless Fingerspot

  1. Lebih higienis karena dapat digunakan untuk mencatat kehadiran kerja tanpa perlu menyentuh mesin absensi.
  2. Dibekali dengan koneksi WiFi untuk kemudahan tarik data absensi dari mesin ke komputer menggunakan WiFi.
  3. Ideal untuk digunakan bagi semua jenis profesi, seperti akunting yang bekerja di kantor, dokter yang bekerja di rumah sakit, Chef yang bekerja di restoran, guru yang bekerja di sekolah, montir yang bekerja di bengkel, QC yang bekerja di pabrik, dan sebagainya.

Terdapat varian berbeda yang bisa dipilih sesuai selera dan kebutuhan, yakni Fingerspot Revo WDV204BNC dan Fingerspot Revo WFV208BNC.

***

Posting Komentar untuk " Perbedaan Tentang Profesi dan Pekerjaan, Banyak Orang yang Keliru! "